Selasa, 16 September 2008

Hak Orang Miskin

“Kami ini orang miskin, Pak!”
“Kami ini orang kecil, Pak!”
“Kami ini orang bodoh, Pak!”
“Kami ini orang susah, Pak!”
“Kami ini wong cilik, Pak!”

“Jadi….”
…Berhak menjual daging dari sampah?
…Berhak mengelonggong sapi dan ayam?
…Berhak menjual makanan berformalin ?
…Berhak memberi pewarna textil ke makanan?
…Berhak membangun lapak2 liar dibantaran kali dan trotoar?

Para birokrat brengsek merusak sendi kehidupan dari atas, rakyat jelatah kurang ajar merusak kehidupan dari bawah. Lengkap sudah, gak yg berkuasa gak yang jelatah sama-sama brengseknya.

Senin, 15 September 2008

Marketing yg Kelewatan

Saya tak tahu maksudnya dari strategi marketing di sebuah SPBU di perbatasan Sidoarjo-Surabaya ini.
Entah teori marketing siapa yg dipakai sehingga begitu-gitu amat menerapkannya. Logika saja seorang yg masuk ke SPBU adalah orang2 yg bahan bakar kendaraannya sudah menipis, yg indicatornya menunjukkan ke arah merah, barulah seseorang dgn sendirinya akan mampir ke SPBU terdekat tanpa disuruh.
Tapi lain halnya dgn ini sebuah SPBU menaruh salah satu karyawan wanitnya (dan kenapa wanita?) untuk berdiri di depan gerbang masuk SPBU tsb dgn membawa alat penunjuk serta melambai-lambaikan tangannya ke arah pintu masuk SPBU kepada setiap pengendara bermotor yg lewat.
“Untuk apa??? Sekarang itu pertanyaan saya.”…”untuk apa?” tak usah dipancing dgn seorang wanita cantik pun, apabila bensin kendaraan udah tipis pasti pengendara tsb masuk dgn sendirinya. “Apakah mungkin apabila tangki bensin sudah penuh lalu melihat wanita cantik itu langsung masuk ke SBPU tsb dan mengisi bensi lagi?”. “Saya kira tidak.”
Mubazir, kasihan jg dgn mbak2 yg seharian berdiri dgn mengenakan kaca mata hitam, topi dan payung itu…sudahlah hentikan stategi marketing yg tak bemanfaat ini, karena sungguh tak tepat sasaran. Kalo memang ingin banyak pelanggan bukan seperti itu caranya, buatlah pelanggan anda puas dgn ukuran (tera) di SPBU anda tepat tak kurang sedikit pun, didik pegawai anda untuk ramah ke setiap konsumen dan tidak melakukan praktik curang lainnya dijamin SPBU anda akan dijadikan langganan oleh orang yg setiap hari melewati jalan tsb.

Kamis, 11 September 2008

Taman Di Surabaya

Saya ucapkan terima kasih spesial buat bapak-bapak atau ibu-ibu Dinas Pertamana Kota Surabaya, anda semua telah membuat suasana kota menjadi lebih Asri, sejuk dan teduh…sungguh suasana yang diidam-idamkan bagi semua penduduk Surabaya mengingat Suarabaya terkenal dgn panasnya.
Saya dan sekeluarga penikmat dan pengguna taman yg telah anda sediakan sebagai sarana rekreasi sederhana, saya tidak akan memjadikan kerja keras kalian sia-sia..jujur saja, saya sangat bersukur atas ide mentamankan kota Surabaya. Tak peduli banyaknya mal bertebaran di pusat kota, saya lebih memilih taman kota untuk menghibur anak saya.
Saya Ridho dan Iklas selama saya bekerja sekian rupiah uang gaji saya dipotong pajak. Saya Ridho dan Iklas kalo uang pajak saya digunakan untuk mempercantik dan memperbanyak taman kota, saya tidak akan mengiklaskan uang pajak saya barang sesen pun apabila digunakan untuk studi banding, survey, plesir dinas atau apalah namanya ke luar negeri.
Sekali lagi terima kasih banyak untuk Staff Dinas Pertamanan Kota Surabaya dan pihak-pihak yang terkait sehingga menjadikan Surabaya lautan taman yang hijau.
Maju terus, hijaukan terus, karena saya pribadi sebagai warga Surabaya sangat mendukung program ini.

Jumat, 05 September 2008

Legenda Surabaya Kota Terpanas

“Heran sampe detik ini saya masih tidak tahu pasti mengapa Surabaya panasnya begitu brutal?, mengapa Surabaya mendapatkan giliran terakhir dilewati hujan?”, setidaknya harus ada penjelasan yang tidak logis untuk hal ini. Kalo pejelasan logisnya seperti diketahui bersama karena letak geografis Kota Surabaya memang daerah pesisir yg rendah.

Seingat saya waktu saya kecil tak seorang pun yang mendongengkan ke saya tentang legenda asal-usul Surabaya mengapa Surabaya di kutuk sepanjang masa dengan terik panas mataharinya…seperti halnya legenda asal-usul Takuban Perahu, legenda Malin Kundang, atau legenda-legenda lain tetang asal-usul suatu daerah. Mungkinkah nenek moyang kita yg di Surabaya lupa menyiarkan ke anak cucunya tentang legenda itu.

“Ok begini saja…saya jadi curiga mengapa Surabaya menjadi kota terpanas.”

Mungkin jaman dulu sebelum tragedy Sura dan Baya berkelahi terjadi, hiduplah seorang raja yg tidak popular yang membuang salah satu putrinya karena kulitnya hitam legam berbeda dgn kulit kakak-kakaknya putih dan halus.

Atas pertimbangan menjaga nama baik keluarga kerajaan akhirnya putri bungsu itu dibuang di suatu daerah yg tidak diketahui sampai sekarang. Di tempat pembuangannya tsb si putri berdoa tiap hari agar dapat berkumpul kembali dgn keluarganya tanpa dibeda-bedakan. Karena si putri berdoa setiap hari maka didengarlah doa tsb oleh penguasa alam dan dikutuklah daerah dimana raja dan kakak-kakaknya tinggal (sekarang Surabaya) menjadi kota yang paling terik. Karena daerah tsb menjadi panas maka kulit kakak-kakaknya yg dulunya putih bersih kini berubah menjadi hitam legam sama seperti kulit putri si bungsu. Kemudian raja yg tidak popular tadi mencari putri bungsunya untuk hidup bersama kembali karena kulit anak-anaknya sekarang sudah tidak ada perbedaan.

Mungkin cerita inilah yang akan saya ceritakan ke anak cucu saya kelak kalo mereka meminta saya bercerita legenda asal usul Surabaya mengapa Surabaya panasnya luar biasa.

Rabu, 03 September 2008

Hormatilah Orang Yang Berpuasa

Saya tidak butuh semua orang untuk menghormati saya saat saya berpuasa. Saya berpuasa karena perintah wajib dari-Nya dgn segala konsekwensi didalammnya, tak perlulah saya merenggek minta untuk dihormati, tak perlulah saya mengkomplain, ngedumel dalam hati saat saya melihat orang berjualan makanan dan orang yg makan dipinggir jalan. Sungguh aneh bagi saya melihat orang mengobrak-abrik barang dagangannya karena mereka berjualan makanan pada saat bulan puasa. Bagi mereka akhirnya bulan puasa merupakan bulan yg tidak penuh rahmat, bulan yg tidak ditunggu2, bulan yg paceklik rejeki.

Dengan niat puasa yg saya ucapkan berarti saya sudah menandatangani “kontrak” puasa satu hari itu apapun yg terjadi di luar sana saya harus hadapi tanpa melanggar kontrak, suka tidak suka saya harus hadapi.

Intinya saya jg menghormati orang yg tidak berpuasa, silakan kalian makan dimana saja karena saya sebagai individu yg sedang berpuasa sama sekali tidak terganggu, karena saya sadari makan merupakan aktivitas rutin sehari-hari, bagi mereka yg berhalangan atau yg tidak diwajibkan berpuasa.