Selasa, 29 Juli 2008

Mbak Evitamala

Siang itu di ruang tunggu keberangkatan 2B jurusan Surabaya, kami sekeluarga mau pulang kampung sehabis menggunjungi famili di Jakarta. Seperti biasa pula saya menjaga si Muthia (15 bulan) yg sedang lari2 kecil di ujung ruang tunggu. Tak berapa lama pula seorang perempuan berjilbab biru mendekati lalu bercanda dgn Muthia, “ Ihhh rambutnya bagus sekaliiii…panjang yaa…” lalu si ibu ibu berjilbab tadi bertanya ke saya “ Umur berapa Pak?” Saya menjawab “ 15 bulan Bu.” Lalu ibu2 berjilbab itu sambil jongkok bertanya ke Muthia “ Namanya siapa? “ dan saya menjawab dgn suara saya kecilkan seperti anak kecil “ Muthia Tante.” Dan ibu2 berjilbab itu menjawab “ aduh bagusnya namanya.”.”Mau kemana Muthia?” tanya ibu ibu berjilbab tadi, “Ke Surabaya Tante.” Sambil saya memegang tangan Muthia. Lalu dari belakang seseorang melambaikan tangan, sebagai isyarat memanggil ibu2 berjilbab tadi. Spontan pula ibu2 berjilbab itu pamitan ke Muthia “ Muthia dhada..dhada…mari Pak.” Dan saya menjawab “ Iya silakan Bu.”
Setelah Muthia puas bermain di pojokan maka kami berdua menghampiri istri saya yg sedang duduk dan menjaga barang bawaan kami di deretan bangku di ruang tunggu.
“Mas, tahu gak yg bicara sama Muthia tadi siapa?” saya jawab “Gak tahu saya gak kenal, kenapa adik kenal?”. “Itukan Evitamala, penyayi dangdut itu lho.” Timpal istri saya. “ Alah iya tha…saya benar2 gak tahu.” Sambil saya mengerutkan dahi…
Berhubung Mbak Evitamala masih berada di ruang tunggu yg sama maka saya berusaha curi2 pandang untuk memastikan apakah benar ibu2 berjilbab itu benar2 Evitamala. Walaupun saya sendiri tak tahu yang mana dan seperti apa Mbak Evitamala itu saya masih tetap saja curi2 pandang ke arah Mbak Evitamala yg seperti di katakan istri saya tadi. Ya sudahlah anggap saja itu tadi Evitamala, dan saya percaya dgn istri saya bahwa tadi yg menyapa Muthia dan saya adalah Evitamala.

Senin, 21 Juli 2008

Besok Saya Absen

Besok pemilihan gubernur Jawa Timur...Saya kabur ke luar kota...saya tidak percaya kalian semua...saya tidak tahu siapa anda, bagaimana anda dan moral anda...saya tidak peduli apa agama anda..saya tidak peduli ideologi partai anda...karena bagi saya PUTIH JUGA PILIHAN.

Minggu, 20 Juli 2008

Surat Buat Tukang Potong Rambut Dekat Rumahku

Dear tukang potong rambut dekat rumahku,

Maaf Pak sebelumnya, tempo hari saya meninggalkan tempat potong rambut bapak tanpa pamit saat saya menunggu giliran. Surat ini mungkin bisa menjelaskan uneg-uneg saya buat bapak. Terus terang ya Pak, saya kemarin kabur tanpa pamit setelah saya melihat pose foto bapak yg dipajang di depan di atas kaca itu. Untuk urusan rambut terus-terang saya tidak berani coba-coba walaupun hanya dipotong rata 1 cm, untuk urusan yg satu ini saya harus selektip. Lewat surat ini saya mau sampaikan ke bapak tentang alasan mengapa saya meninggalkan tempat potong rambut bapak waktu itu.
BenarPak, semua ini memang ada kaitannya dgn foto bapak yg 10R itu.
“Jadi begini Pak pendapat saya thd foto bapak itu.”
Pertama dari segi pose : Koreografi yg bapak ciptakan di foto itu sangat bertentangan dgn ilmu koreografi pada umumnya, biasanya koreografi seseorang berpose seharusnya luwes, menarik, dan enak untuk dilihat. Tetapi pose foto bapak?…maaf, tak ada satupun kreteria-kreteria itu. Dari foto bapak itu, saya tidak bisa mendifinisikan apakah bapak sedang duduk, berdiri atau jongkok. Ditambah lagi bapak memegang rokok yg masih menyala dan hampir menjadi puntung, pas di depan muka bapak pula.
“Kenapa sih Pak, rokonya gak dibuang saja!”
Kedua dari segi fashion : faktor inilah yg sepertinya memperparah kondisi foto bapak. Sebenarnya bukan dari setelan bapak yg bikin parah tapi itu lho Pak…”Ngapain sih pake syal bulu-bulu ayam warna hitam seperti punya Tata Dado!” “Trus itu-tu topi yg bapak pake, Mbok ya kalo pake topi buat foto, topi yg bagus, bukan topi gratisan dari promosi prodak sabun diterjen.”
Tapi yg saya gak habis pikir mengapa bapak kok PD banget menaruh foto itu di depan, apakah gak takut dampak pisikologis yg ditimbulkan. Contohnya seperti saya waktu itu. “Sumpah Pak! saya masih teriyang-iyang mengapa bapak foto seperti itu.”
Ok sekian dulu Pak ya uneg-uneg dari saya, semoga bapak cepat atau lambat sadar akan keberadaan foto tsb dan mengganti secepatnya dgn yg layak pajang.

TTD
Seseorang yg pergi tanpa pamit tempo hari

Surat ini masih tersimpan rapi di laci saya karena saya tidak berani mengirimkan ke yg bersangkutan, “Takut euy terjadi apa-apa, takut entar bapaknya menjadi krisis kepercayaan diri, putus asa trus bunuh diri.” Biarlah, mudah2an ada seseorang yg dekat dengan-nya yg mengingatkan dan secepatnya foto itu diganti.

Rabu, 16 Juli 2008

Matematis

Inilah alasan matematis saya yg sederhana mengapa saya tidak berani ugal-ugalan di jalan.
Sehari saya menempuh jarak 38 Km dgn waktu 1 jam pergi-pulang dari rumah ke kantor.
Sebulan saya masuk kerja taruh saja 22 hari. Jadi waktu saya berada dijalanan selama saya masuk kerja dalam sebulan adalah 22 jam.
1 jam dijalanan setiap harinya inilah yg membuat saya berfikir logis mengapa saya tidak berani ugal-ugalan ala preman jalanan, Ingat! sepandai-pandainya tupai meloncat akhirnya jatuh juga.
Seumpama saya nekad berugal-ugalan ria di jalanan dgn kecepatan di luar kewajaran dan selamat sampai tujuan pada hari itu, bagaimana dgn esok, lusa, minggu depan, bulan depan atau tahun depan? Apakah masih tetap selamat? Memang, keselamatan, panjang umur dan takdir semua ada yg mengatur, tapi setidaknya kita juga bisa berusaha untuk prefentip sejak dini thd hal2 yg dianggap beresiko.
Orang yg berkendaraan dgn tertib saja masih beresiko kecelakaan apalagi yg ugal-ugalan, jadi yg saya maksud disini adalah memperkecil peluang kecelakaan, selama kita pengguna jalan, resiko kecelakaan tidak bisa dihilangkan cuma kita bisa meminimalisir saja.
Biar! saya dikatakan penakut, biarlah saya selalu didahului oleh ibu-ibu PNS berjilbab itu, biarlah saya didahului oleh motor bebek tahun 90-an, yg penting saya bisa pulang bertemu dgn keluarga tersayang serta yg penting lagi adalah, supaya besok dan seterusnya saya bisa melewati jalan itu lagi.

Senin, 14 Juli 2008

Mohon Di ingat

Ingatkah dulu, siapa yg merenggek meminta laptop seharga 24 juta per unit.
Ingatkah dulu, siapa yg meminta jatah per bulan 13 juta, untuk ganti ongkos kontrak,karena renovasi rumah dinas.
Ingatkah dulu, siapa yg berjalan2 ke Eropa dgn mengemban tugas negara, ternyata kepergok lagi berbelanja di boutique2 terkenal oleh Himpunan Pelajar Indonesia disana.
Ingatkah dulu, siapa yg menuntut tambahan gaji dan fasilitas sampai puluhan juta per orang.
dan masih banyak lagi ingatan kita atas jasa-jasa beliau anggota legeslatif yg tak terlihat kasat mata oleh kita .

NB :
Mohon untuk di ingat semua jasa-jasa diatas dan mohon diingatkan jg bagi mereka-mereka yg belom mempunyai "kesadaran" untuk memilih caleg dan bersuara dalam pemilihan pesta demokrasi nanti "karena putih juga pilihan"

=salam manis untuk demokrasi=

Jumat, 04 Juli 2008

6 AWAS motor yg harus anda hindari

semoga bermanfaat, tips ini kumpulan dari kisah nyata dan pengalaman pribadi dari perjalanan pergi-pulang dari rumah ke kantor dari Surabaya ke Sidoarjo, yg berjarak kurang lebih 38 km.

  1. Hindari segera apabila pengendara motor didepan anda sedang panik merogoh kantong celananya entah sebelah kiri ato kanan, karena dapat dipastikan beliau akan langsung memgangkat telpon atau terima SMS yg sepertinya ditunggu-tunggu selama setahun lebih dari seseorang yg istimewa sekelas Britney Spears ato Tessy Srimulat yg tidak mungkin di tunda lagi walau beberapa detik meskipun nyawa jadi taruhannya.
  2. Hindari segera apabila pengendara motor didepan anda, 2 pasang sejoli serasi yg berlainan jenis dgn posisi berboncengan mesra disertai cekakak-cekiki yg melaju kencang di tengah marka jalan. Dipastikan dua sejoli tsb sedang di mabok asmara, ingat hukum orang mabok, dimana konsentrasi dan kondisinya sangat tidak stabil. Semakin mesranya mereka semakin dunia ini milik mereka berdua dan semakin berbahaya pula mereka buat anda yg ada disekitarnya.
  3. Hindari segera apabila pengendara motor didepan anda mengendarai motor yg berbentuk tidak wajar. Alasan performace yg cool, cozy, dan mengikuti perkembangan jaman membuat tampilan motor menjadi rancu. Dipastikan anda akan bingung kapan mereka akan berhenti, berbelok atau mendahuli karena perangkat motor seperti lampu depan/belakang, lampu sign dan kaca spion entah kemana rimbanya. Hati-hati pula dgn jantung dan kuping anda, karena suara klakson motor bertipe seperti ini biasanya berbunyi nyaring yg terdengar sampe radius 5 km, karena biasanya si empunya motor menaruh toa masjid di depan congor motor. Ciri empunya motor seperti ini umumnya ABG tanggung yg belom bisa beli/cicil motor sendiri.
  4. Hindari segera apabila pengendara motor didepan anda berbekal tumpukan hasil bumi, tumpukan raw material home industri atau barang-barang yg ditumpuk setinggi langit di jok belakang motor. Dipastikan buat anda, selain mengganggu jarak pandang ke depan juga keseimbangan motor ini tidak dapat dipertanggung-jawabkan.
  5. Hindari segera apabila pengendara motor didepan anda menggunakan motor yg tidak ramah lingkungan alias motor yg boros gas CO2. Apabila anda terlambat menghindari motor ini dan terjebak macet ato lampu merah diperempatan niscaya anda akan menikmati suasana puncak yg berkabut dgn diselinggi sedikit rasa pusing, sesak, batuk dan mual-mual.
  6. Hindari segera apabila pengendara motor didepan anda adalah sebuah kumpulan, gerombolan, ikatan atau apalah yg menamakan dirinya komunitas tertentu yg sedang memamerkan warna jaket, helm dan motor yg sama bak anak TK yg sedang berdarma wisata, cuma bedanya mereka lebih arogan. biasanya mas-mas yg arogan ini bermental ikan piranha alias kalo lagi bareng-bareng aja berani macem-macem, kalo sendiri bermental keong, sekali gertak langsung masuk rumah.

Rabu, 02 Juli 2008

Ketika Di Angkot Itu….

Asikkk… awal bulan datang lagi euy…hilang deh penyakit akhir bulan seperti pusing yg disertai mula-mual. Seperti biasa juga seksi konsumsi di rumah sudah berteriak “Udah pada habis!” iya tepat pernak-pernik kebutuhan hidup sudah pada habis!
Pada hari Sabtu tengah hari kami berniat mengunjungi pasar swalayan di pusat kota Surabaya untuk belanja. Kali ini saya dan istri saya memutuskan pergi tanpa motor karena pengalaman bulan kemarin kita bertiga dgn si kecil imut Muthia melakukan aksi akrobatik sepanjang jalan. “Kapok deh!” belanja bawa motor ribet abis. “Kanan-kiri penuh belanjaan, mau belok susah, mau lihat belakang ketutup plastik putih, udah percaya deh! ribet banget pokoknya!”…maka kami putuskan menggunakan jasa angkot.
Berdalih pengen aman dan nyaman ternyata saya salah, justru itulah awal dari bencana nasional ini terjadi. Diawali dgn cuaca panas menyengat ditambah lagi dgn angkotnya yg penuh sesak, “aduh! komplit dah….tapi tak apalah namanya juga angkot, kalo mau adem mah naik pesawat” kata hati menghibur.
Mulanya kami yg ada di dalam angkot tentram sentosa kadangkala menebarkan sedikit senyuman dan menampilkan mimik wajah yg ramah antar penumpang satu sama lain, tapi suasana ini berubah total 180 derajat setelah kita semua mencium bau yg sangat familiar di hidung kami. Benar! bau yg sepantasnya kita cium di WC ini semakin menyengat, tatapan mata seluruh penumpang yg tadinya ramah sekarang menjadi tatapan penuh curiga. Kira-kira tatapannya mengatakan “Siapa nih buang kentut, gak kira2 habis makan apaan sih…bangkai?” kira2 begitulah tatapan mereka.
Sembari menunggu bau berlalu saya mengamati kira2 siapa yaa yg menjadi biang kerok semua ini. Dengan mengunakan ilmu “maksa” paduan bau dan bentuk muka. Ternyata suspect utama saya jatuh pada lelaki separuh baya yg duduknya nomer dua sebelah kiri istri saya, dgn kulit hitam legam dan berpotongan rambut gaya gondes (gondrong ndeso) dapat dipastikan dialah orangnya, tapi ada jg sih…suspect lain yaitu mbak2 gendut yg duduk dipojokan dekat jendela belakang tapi dugaan saya gugurkan karena si mbak2 ini menjijing tas bergambar logo kesebelasan Intermilan. “Iya tho sesama Tifosi Internisti dilarang saling menuduh.” Hehehe subjectif banget sih…
Berhubung saya tidak mempunyai bukti yg kuat dan masih memegang asas praduga tak bersalah, saya harus puas membatin “Siap sih pelaku sebenarnya yg menyebarkan bau yg tidak ramah lingkungan ini?”
Akhirnya kami sekeluarga dapat menghirup udara segar setelah kami sampe ditujuan, terlebih lagi si kecil Muthia kelojotan sepanjang jalan, kini dia dapat tersenyum lebar.
Biarlah ku pendam rasa penasaran ini bersama misteriusnya bau tadi.